Minggu, 15 Mei 2011

Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks?



Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks? - Mata anda belum mau diajak terpejam walupun jarum jam sudah menunjukkan tengah malam? Jika ini yang terjadi berlarut-larut, perlukah pil tidur sebagai pengantar tidur?

“Hal ini tergantung kita, bagaimana cara mengatasi stress,” cetus Mary Susan Esther, seorang Presiden American Academy of Sleep Medicine.

Rileksasi sangat dianjurkan bagi orang yang menderita insomnia karena stres, Mary menganjurkan agar kita bisa meluangkan waktu minimal 2 jam sebelum tidur. Dan diiringi dengan kebiasaan tidur yang sehat seperti menjauhkan alat elektronik dari kamar, mematikan lampu dan mencari teman ngobrol untuk mengurangi ketegangan pikiran kita.

Jika memang usaha tersebut sudah dilakukan masih tidak berhasil, Mary menganjurkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.

Karena, dokterlah yang akan memutuskan perlu atau tidaknya menggunakan pil tidur. Dan sebaiknya, anda jangan pernah membeli pil tidur sembarangan karena justru akan membahayakan anda karena efek sampingnya.
Seperti yang paparkan Mary, sebuah penelitian telah membuktikan penggunaan obat tidur bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya seperti depresi, berjalan sambil tidur hingga menyetir sambil tidur dan rasa lelah yang berkepanjangan.

Baca juga artikel kesehatan lainnya:


Anda sedang membaca artikel tentang Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks? dan anda bisa menemukan artikel Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks? ini dengan url https://tipssehatkita.blogspot.com/2011/05/insiomnia-pil-tidur-atau-rileks.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks? ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Insiomnia, Pil Tidur atau Rileks? sumbernya.